Hujan berhenti. Dia merayap ingin kembali ke pendopo.
Di tengah perjalan, lelaki dari bangsa manusia berjalan tidak hati-hati. Dengan kaki telanjangnya, lelaki itu menginjak cecak betina itu.
Tubuhnya tercerai berai. Organnya keluar. Sedikit cairan merah mewarnai sebagian laiknya sebuah hiasan.
Saat itu cecak betina masih hidup. Dia tahu bahwa lelaki telanjang yang menginjaknya adalah kekasihnya yang tersambar geledek.
Waktu sekaratnya, saat-saat proses nyawa keluar dari sukma, dia berdoa, "Kenapa dia bisa jadi manusia? Jika demikian, aku tidak terima!"
Cecak betina yang penyet menjelma jadi perempuan.
"Hah, jadi manusia. Tidak apalah, daripada mati. Lagian tubuh perempuan ini hebat, beban begini besarnya mampu diangkat," dia pegangi kedua buah dadanya yang supermontok. []